Minggu, 08 Januari 2017

Menilik Negeri Lebah






"Cukuplah sesuatu yang baik dan pungutlah hal-hal baik saja" Prinsip itulah yang kiranya dapat kita ambil dari kisah kehidupan lebah, sebagai satu pegangan untuk menyelami kehidupan yang kian berlanjut. Sungguh harus bijak kita dalam memungut sesuatu yang didapatkan, baik itu sumbernya dari luar ataupun dalam diri kita sendiri.
Timbul pelbagai pertanyaan dalam benak kita, bagaimana lebah menjalankan tatanan negerinya? kehidupan yang hanya terfokus mengambil sari pati bunga setiap waktu? tentu hal-hal semacam itu bisa dijadikan sebagai prinsip hidup setiap insan di negeri ini. Adalah baik dikala masyarakat, baik itu kalangan masyarakat tinggi sampai terendahpun mampu dan memiliki prinsip yang sama dengan apa yang dilakukan lebah-lebah dalam hidupnya.
Alangkah indah menjadi seseorang yang berjalan ke tempat kebaikan dan mengambil kebaikan yang tersaji di tempat itu.
Lebah adalah serangga mungil yang kita tentu tahu bahwa mereka diciptakan tanpa akal layaknya manusia. Tapi kehidupannya begitu harmonis. Mereka bersatu padu membangun negerinya tanpa dan pertentangan di dalamnya. Sejumlah pekerjaan mereka lakukan dengan terorganisir begitu rapi kendati pekerjaan itu cukup besar. Sejumlah itu butuh perhitungan yang cermat dan teliti untuk tercapainya sebuah negeri baru yang hendak mereka huni. Ribuan lebah mengemban tugas masing-masing di punggungnya tanpa penolakan sedikitpun, melaksanakannya sebaik yang mereka mampu untuk menggapai suatu tujuan yang sama di antara masing-masingnya.
Tentu dalam suatu Negeri ditandai dengan adanya penguasa atau pemerintah di dalamnya. Negeri lebah ini pun memiliki pemerintah yang berkuasa di dalamnya. Adalah "Ratu Lebah" yang memegang daulat penuh di atas para koloni lebah yang lainnya. Koloni lebah sangat patuh terhadap ratunya. Hal itu dibuktikan tatkala ratu lebah itu diambil dari sarangnya, lalu dipindahkan ke tempat yang lain (sarang buatan) maka lebah-lebah yang lain pun segera memanggil kawanannya untuk bermigrasi ke sarang buatan tersebut, sebab ratu mereka tidak ada di sarangnya semula. 
Sungguh menakjubkan bukan? Andainya dalam suatu negeri manusia dapat menerapkan sistem pemerintahan yang sama dan bangsanya tunduk serta patuh pada pemerintahnya, Alangkah menakjubkannya negeri itu di mata dunia yang meliriknya. Tak hanya itu, dibutuhkan manusia-manusia yang produktif untuk membangun negeri ke arah yang lebih baik.
Hal-hal seperti itu sangat penting untuk kehidupan bangsa. Jika kita lirik lagi bagaimana lebah-lebah menjunjung tinggi kekompakan di antara mereka tanpa melupakan tugas-tugas yang diembannya untuk secepatnya dilakukan dengan tepat pula. Berat memang, tatkala prinsip-prinsip itu diaplikasikan dalam negeri yang mayoritas berintelektual, dan tentunya memiliki sangat masif perbedaan keyakinan. Tetapi perlu disadari bahwa perbedaan antar keyakinan bukan merupakan satu batu penghalang terciptanya negeri harmonis. Bukan suatu alasan untuk berselisih dan membanggakan kedudukannya.
Alangkah bijak jikalau perbedaan keyakinan tidak membelah arti kesamaan bangsa.
Bolehlah kita berbeda keyakinan, tetapi negeri yang satu haruskah ada pemutlakan kedudukan tertinggi di antara bangsanya?

"Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan." [QS. An-Nahl : 69]


Sumber: http://id.harunyahya.com/id/Artikel/4507/kisah-mengagumkan-kehidupan-lebah-madu

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar